Sabtu, 28 Desember 2013

Lagi Dapet Hidayah

Jogging in the morning and there's something on my mind and I wrote it in this blog as a quote for my afterthought :)

"don't run away from a problem. make sure you get through it because you're a great human and success has been waiting for!"

Jumat, 27 Desember 2013

Just Let You Know

Mau nulis apa yah bingung gue?!!! (lah bingung kenapa nulis?!!!) iya juga yah hahaha
Jadi sebenernya apa nih yang mau gue tulis?!! (blog lo sendiri pake nanya!!) wkwkwkwkkw kalo dari judul sih udah kaya judul lagu yah? Hahaha tapi isinya mah gak jelas hahaha (emang orangnya juga gak jelas).
Ah udah ah daripada tambah gak jelas udahan aja lah cuma mau nulis kalo "GUE PENGEN BANGET ORANG YANG GUE SAYANG TAU KALO GUE SAYANG DIA!" miris banget yah gue? Wkwkwk (bego aja yah kenapa ga bilang langsung aja ke orangnya duhh). Gue orangnya pendiam dan pemalu sih di tambah orang yg dimaksud itu gak tau siapa orangnya karna emang hati gue lagi kosong hahaha (terus dari tadi lo ngomong apaaaaaa?????!!!!!!!!) Wahahaha sabar jon sruput aja dulu tuh kopi sama susunya biar enjoy yah ga? Hahaha
Mau nulis apalagi nih yah gue? Ah tapi udah ah nanti yang baca jadi ketularan gak jelas lagi wkwkwkwk

Selasa, 30 April 2013

Tutorial Mastering Standar



Pada tulisan kali ini saya akan mencoba mengulas sedikit perihal tehnik mastering   digital musikmenggunakan metode Har Ball Internasional and VST-mastering dengan sedikit modifikasi pada beberapa prosedurnya. Kesempurnaan hasil metode ini sepenuhnya bergantung pada hasil proses mixing  musik digital yang telah kita lakukan. Dalam contoh-contoh musik digital yang saya pergunakan masih kurang bagus dalam hal mixingnya, tetapi hal ini tidak terlalu bermasalah karena saat ini yang saya bahas adalah tehnik mastering.

Langkah awal, simpan musik digital anda kedalam wav-file dengan spesifikasi 16 bit/44100 HZ dengan headroom sekitar -6 db, load atau buka file tersebut pada software audio editing, dalam hal ini saya mempergunakan Wave-Lab, karena selain mudah didapat, juga kompatibel dengan plugins-plugins tambahan yang umum dipakai.

Dan inilah contoh musik digital yang akan kita mastering  MUSIK SEBELUM MASTERING, satu hal yang perlu dicatat bahwa pembuatan musik digital ini dilakukan secara analog-recording (direkam dengan menggunakan instrument asli) tetapi proses mixing sampai dengan masteringnya dilakukan secara digital processing.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg79enf3DqwlHlL-KtSgydU-JpySgxGbHLzAnT5n4JF6axwlSZH6jiL8wYtYYZMAnglEafe-zVufQsS2PSLy662KsSpqSvTa6qmCvyklwh8kq3z5xFuYov8FrbnbHF9EKMoLiik23NwkAXZ/s320/analisa_awal-RMS.jpgLakukan analisa awal terhadap peak RMS musik yang akan kita mastering, dalam contoh musik saya tersebut RMS average peak levelnya berada pada kisaran -27,15 db sampai -26,40 db, padahal untuk musik-musik yang beredar di pasaran umum saat ini RMS average peak levelnya berada pada kisaran -12 db sampai -10db. Kesimpulannya hasil mixing tersebut harus dinaikkan gainnya sekitar 16 db agar dapat memenuhi standar lagu-lagu komersial serta bilamana disejajarkan dengan musik-musik produk studio-studio besar tidak menjadi tenggelam alias 'kependhem'. Dengan kata lain hasil mastering kita tidak kalah jauh dibandingkan dengan hasil mastering dari studio-studio besar lainnya.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFBH9jNtlwa80V6IBBkuqL8XVXJhg5ctqeM_LNNd7_2CVRgfl7DLQoGjHfgrf6bbyiHoAVHhlbJJUUgUhf2iXrBjeQm52kHddKJLrVKLdtFNrSgJ8MYKdMZ0m4_Q_zYKTZVM7v_xuilOh-/s320/waves_REQ2band.jpgLangkah selanjutnya adalah pasang plugins standar pada bagian effect wave-lab yaitu gunakan resampler 192 KHz, bx_solo, dan dibagian dithering (bawah kanan) pasang UV 22 HR. Selanjutnya element (plugins) pertama yang kita pasang adalah Waves REQ2Band untuk memotong low frequency dan high frequency, semua frekwensi yang berada di bawah 30 HZ akan dipangkas habis.





Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimVrGq55hiP44x27R8OghWmpRiOHE5L8IpnYfnscXD4Pyq6zomnNu4Yz2APfRfu3mRybHCHWuMIEGZtpJ_hqdnKo00ddqMST8b0P6NjAw21_0taqcKGUXDbUpgUDsi9HLUoeXLlaJ8hALw/s320/pasang_wavesLinMB.jpgElement berikutnya adalah kita pergunakan Waves LinMB, yang berupa 5 band multiband compressor yang berguna untuk memberikan headroom yang cukup banyak agar kita bisa mengangkat gainnya semaksimal mungkin. Adapun cara penggunaan Waves LinMB ini adalah sebagai berikut, pertama-tama atur posisi range (dengan menggeser tabulasi) pada posisi -6, klik tabulasi 'Knee' (kanan bawah)  dan atur pada posisi 'Hard', kemudian putar musik anda, ulang sekali lagi, lihat serta perhatikan angka-angka yang muncul pada keempat kotak hitam kecil dibagian bawah. Angka-angka tersebut merupakan angka penyesuaian yang harus kita terapkan pada baris Threshold (baris pertama di atas gain).

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoAXkFu8f1BMo4jQ40Gzm6WmAZ8BqmT8we9G_bTmExTYTuBiU1oDi5aYpQGVmkltIwVIKSrmREk5Z3PPI7e9wpNXQzKZy-H6iQPrIhLb27TCDUMz5K-gBdfQkIlv0KMyOhswq_pM60KkN0/s320/atur_LinMB.jpgLangkah berikutnya adalah samakan angka-angka yang muncul pada baris Threshold (yang awalnya 0.0) dengan angka-angka yang muncul pada kotak-kotak kecil dibawah Rel. Putar ulang musik anda, dan perhatikan kalau-kalau angka yang muncul di bagian bawah masih berubah. Dan kalau terjadi perubahan, sesuaikan pula angka-angka yang ada di baris Threshold (thrsh). Setelah angka-angka tersebut sama dan tidak ada yang berubah lagi, maka lakukan langkah berikut : klik tabulasi 'Make-Up' dan ubah menjadi 'auto'.


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDM7H8S5Ua8Xv_zqX8zBGj0YkXRB43ELe83n3HT9sEVaLOu_Q-hekY7pPd4b3kgwCBKv11mWTI3m2d4BkN9q6yhXyjk3VaCuch0unx_Y3bnTV-5tKxPPyoodAuZJSRzl-0eSEns2JXGrtm/s320/sinyal-kuning_di-tengah.jpgTahap berikutnya adalah, seret (kebawah) tabulasi 'Master' sampai 'range warna biru' yang muncul di layar naik keatas, dan sinyal audio yang berwarna kuning berada tepat berada di tengah-tengah 'range warna biru' tersebut. Perhatikan gerakan sinyal 'warna kuning', dia akan naik turun seirama dengan musik yang sedang kita dengarkan (dalam proses mastering).
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar disamping ini, 'range warna biru' telah naik ke atas  dan sinyal audio (warna kuning) telah berada di tengah-tengahnya.


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqpv1mT-DxjO7CZEFsFAVz_AWIdq5mbNFQ9XejCFey9YdHzI8JcXnEVMlldY-CWBKCTAaCmuibZwWsW8D1fgpD5iuPIFgDEMC7sd_mhlY6cbqsOW30lnL-bu3vqfRzML-MTnR7f0lfcVne/s200/atur_attack.jpg
Langkah berikutnya adalah dengan mengatur tabulasi Attk (attack), caranya seret tabulasi Attk ke atas perlahan-lahan sampai frekwensi bawah dan frekwensi atas (sinyal berwarna kuning) bergerak lebih stabil diantara batas-batas range yang berwarna biru. Seret tabulasi attk tersebut sampai pergerakan sinyal bawah dan atas benar-benar stabil.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVhkArwkL_X_KdEr71Zl69fSChjtLkk95cJV7RKVBcJIwi_WQTMrDMCwkAjdzmVb4pRjJfn6yPx5KgXn1pEby2SPC8EZiJq5Wh60KjxZQDBAPmpsnCYr3ykNWoSFb9xZHKE0n0XbAqHQWG/s200/atur_rel.jpgLangkah selanjutnya adalah mengatur tabulasi Rel (master release), caranya seret ke atas secara perlahan-lahan sampai kedua frekwensi tersebut (bawah maupun atas) bergerak hampir membentuk suatu garis lurus horizontal (horizontal in movement). Lakukan tahap ini secara hati-hati.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKBLKKJ5rXb5HwOarlujnzPfLNmmIHeNfQ78VuixyaCG0ydXassMRlKRwaA2auqSDYnNpbIehbpqvvML315oJkDa9lZk-yweBEybZR3N6Cz1gJEccHYgFKgBNK6l-fZdy4UWFFuaWylev-/s200/sonic_maksimiser.jpg

Langkah
 berikutnya adalah pasang plug-ins BBE Sonic Maximizer pada effects wave-lab, atur Lo-Contour (untuk frekwensi bawah) dan Process (untuk frekwensi atas). Perhatikan baik-baik pengaruh dari masing-masing knob tersebut, anda pasti merasakan perbedaannya. Jika knob lo-contour kita putar ke kanan, maka akan terasa hentakan frekwensi-frekwensi bawah, sebaliknya jika knob process yang kita putar, maka musik kita terdengar lebih open dalam artian frekwensi atasnya semakin jelas terdengar. Aturlah knob-knob ini sesuai dengan keinginan anda, catatan untuk knob 'output level' jangan dulu diubah-ubah, karena nantinya akan diproses dengan mempergunakan plugins yang lain.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitBuqFmlX_7YYXPPgBFzuMnKvsboHa_9VE4TSJQiuSfnYF7RzcYD7mb51Pbf9PzffFZCVXvjqKAcxULESosfRE8Sw9sLFR-L9d_dzottGxIyZaJYf6N0o-vzHnpgpTFL8i8UDN861DHAnd/s200/pasang_pspvintagewarmer.jpgTahapan berikutnya adalah pasang plugins PSP Vintagewarmer pada bagian effect wave-lab, plugins ini berguna untuk membuat musik kita lebih 'warm' alias 'tidak tenggelam'. Pengaturannya adalah seperti berikut ini, klik tombol disebelah kanan 'default' dan pilih Multi Band CompLim Heavy, atur aturlah knob 'drive' dan 'knee', sehingga sesuai dengan yang kita inginkan, tetapi jangan terlalu loud, karena akan menyebabkan peak atau clip (alias led merah pada wave-lab akan menyala), hasilnya musik kita akan pecah suaranya.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjqrKRsQE-nLqd1VJnVIIRtPlFqoNiIzNa5HnvYjmONQlPiJwkcOLsip0__sHJ4Hv7OJkE7Xr5s2X72lQvRtzpQOnQw9tISFwWP8kMFVdmjc9OvrLpuFRJaudxrg2Is7cU5dk9PfVMwQUV/s200/pasang_tlspocketlimiter.jpgBerikutnya, pasang PSP Vintagemeter dan TLS Pocket Limiter pada bagian effect wavelab, alat ini berguna untuk memantau peak-level dari musik yang sedang kita mastering. Cara setting  kedua alat ini (PSP Vintage meter maupun TLS Pocket Limiter)  ini ada pada tulisan saya yang terdahulu.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieE0vVR3igdNa9OETPAalgeB0mYfDmHs82ff0g-ZmtSFnc3WVXR6J-uWgSykrIzvANGt3tcSEPyL9xjY4MGbJXqk1VLL82hWxoSTVCLCPtSRrt3Sybdk8dFmGoiHmKoYrMwsduIa_yzuKR/s320/analisa_RMS.jpg
Setelah kita atur knob 'gain' pada TLS Pocket Limiter ( sampai jarum vintagemeter menyentuh angka 0), maka tahap berikutnya adalah melakukan pemeriksaan RMS peak Average pada musik yang sedang kita mastering ini. Hal ini kita lakukan untuk mengetahui peak-level musik kita, paling tidak berada pada kisaran -12 db sampai -10 db.
Ternyata hasil analisa masih menunjukkan peak-level average pada kisaran -13 db. Dengan demikian kita masih dapat meningkatkan peak-level sampai menembus kisaran antara -12db s/d -10 db.
Dalam hal ini saya mempergunakan plugins tambahan yaitu Magneto yang berfungsi meningkatkan gain sekaligus membatasinya agar tidak terjadi clipping.


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHBij-V4rX9yhkO6d9fReCOBqWBP3DD6kFm3sZMux002MGx5GRotWIJN-_DcExhxUKq02WYo6LfLTpFVcIkdb0lo7KFPdKgvzDrtpaTS-kXfoMM9A6S9SqxZGfK-TEX15JkpD8HG_1ddl5/s320/pasang_magneto.jpgAdapun cara melakukan setting Magneto ini adalah dengan memutar knob 'input' perlahan-lahan ke kanan, sampai level-meter di bagian bawah-kiri menunjukkan kisaran angka - 9 db s/d -8 db. Hal ini terlihat seperti pada gambar di samping ini. Perhatikan suara yang dihasilkan, terdengar lebih detil, tebal dan warm. 
Sebelum mempergunakan Magneto ini, bisa juga kita sisipkan plugins equalizer untuk memperhalus suara.




Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBzdKzjyfXtC_px0sTGasv6BEzCe1FvCmdsbqM4YgmCDuO_VIDJLWwYuL-M7MEPH4KFaxkOsDvcgQUHCU9VB7kGeGrWH2wOVk9dMcH0yiJ2xoA12-G5Lcq-LCslfekX9W71FOb8rh5Afhv/s320/analisa_akhir.jpgTahapan berikutnya adalah kita lakukan cek akhir terhadap avarage peak dari hasil proses mastering kita ini. Dan bilamana RMS peak avaragenya berada pada kisaran -12 db s/d -10 db, maka proses mastering kita telah selesai. Dan contoh musik tersebut pada bagian 01 akan berubah menjadi seperti MUSIK SETELAH MASTERING ini, yang mana RMS peak avaragenya berada pada kisaran -10,29 db s/d -10,45 db.
Cukup sudah, dan proses mastering kita mendekati akhir.


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgn4qgbFfWDnh-UlEh6Wwg_AYNtccI_W9kFXc0ywDswOC3CSyGPaMyiIanSuq54oKxhUtDDpJFGLbe59bR0S4uT9Cjo0pe_XkwhovmGtLG3b1bInN5dMod5ql6TSmC6TU0nS2yQCkMPgQDm/s320/analisa_error.jpgLangkah berikutnya adalah melakukan pengecekan audio-error sekaligus membetulkannya. Tata caranya telah pernah saya bahas pada tulisan terdahulu.





Posting terakhir dari rangkaian Tehnik Mastering (modifikasi Har Ball) ini pada dasarnya hanya bersifat tambahan, tetapi tidak kalah pentingnya untuk juga diperhatikan. Tahapan akhir dari proses mastering kita ini adalah berupa checking hasil mastering yang telah kita kerjakan. Pada proses ini kita gunakan Waves PAZ Analyzer untuk mendapatkan visualisasi hasil akhir dari proses mastering kita. Dengan menggunakan alat ini kita dapat melihat pergerakan frekwensi-frekwensi dari musik kita yang hampir mendekati linier. Walaupun di beberapa tempat masih terlihat adanya 'lembah' yang curam. Dan bila kita ingin hasil yang lebih ideal, maka kita harus memulainya dari awal lagi, yaitu mulai lagi dengan memperbaiki proses mixingnya.


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmdCpFbRMRddsJLB7HUk5h5N9X1x3y806y7imhcysoVnjs6THOj1EKm-EdizxXsWmcwtVKkRIN6wYJ0JpDT5zWGtLYSkZvqQVgt28YKn0PlOgkHA2lv3bnUymIDXmNRu2yEOs_YpQzeZz0/s320/PAZ_meter.jpg
Fase akhir dari rangkaian Tehnik Mastering ini adalah dengan mempergunan PAZ Meter untuk mengetahui apakah dalam proses mastering kita ini masih terdapat 'clip' yang melewati batas 0 db. Dan bila tidak ada, maka proses mastering kita dapat dikatakan berhasil. Bandingkan hasil sebelum dan sesudah mastering, terlihat perbedaan yang sangat mencolok terhadap kualitas musik yang dihasilkan.




Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDbsAOisM6hhhfSgsvDgK0gwOWKK38WW4Ntu9aSUVHs38xLuEtcwJNQ-tQAhhuiZOr5O4WB5RlKAmiPnhZbV1gP9Mj5UzmuTY_UvwksEKoppeSbGm63RbqOzDB9XnQr7jQc9kJWh6RhNho/s320/S1_imager.jpgTips akhir, bila masih belum terdapat balancing antara output keluaran left - right, maka anda dapat memperbaikinya dengan menggunakan S1 Imager, dan tidak perlu mengulang mulai proses mixing.
Akhir kata, selamat berkreasi, semoga berhasil.

Awal Mengenal Audio Production



Mau mulai dari mana yah bingung gue juga nih hehehehe tapi mending siapin kopi + rokok dulu deh biar lebih enjoy :D
Langsing aja dah, eh tuhkan typo hahahaha awal-awalnya sih dimulai dari ke-SOK-tahuan gue sih tentang audio production, awal mulanya pas gue baru aja masuk SMA dan denger sample recording lagu band yang sekarangnya gue jadi bagian dari band itu, sebut aja SS. Nah pas gue denger hasilnya kok gak banget yah, bikin kuping kaya ditusuk-tusuk #sadismenn hahaha langsung aja deh ke inti loh dari tadi kemana aja emang?!! :D
Nah disini nih awal mulai ke-SOK-tahuan gue beraksi (udah kaya mau melakukan apa aja beraksi hahaha) karna didorong oleh rasa keingin tahuan dan ke-SOK-tahuan itu dan ingin membantu band tsb agar hasil recordingnya bagus, gue mulai searching di Eyang Google mengenai Recording dan Mixing, gue cari aplikasi buat ngerekam dan akhirnya gue nemu web kumpulan aplikasi-aplikasi mengenai audio, gue main asal download aja tuh aplikasi tanpa tau kegunaan sebenarnya. Nah udah dapet tuh yah aplikasinya, langsung aja deh gue buka aplikasinya, dari tampilannya sih mudah banget  dan emang makenya pun mudah. Gue dulu itu gak tau aplikasi recording itu gimana bentuknya, makanya pas gue dapet tuh aplikasi gue langsung berasumsi kalo itu aplikasi buat recording yang kaya distudio-studio pada umumnya, cz di web itu cuma ada keterangan Recording and Editing Audio maka dari itu gue berasumsi seperti itu hehehehe
Gue mulai nih yah (loh emang dari tadi belum mulai yah? :D) gue buka tuh yah aplikasi dan emang dalemannya pilihannya ada Play, Record, Pause, Stop, dll. Gue coba tuh yah ngerekam suara gue, gue colok aja headset yang ada micnya itu ke kompi, nah berhasilah tuh gue ngerekam suara gue. Besoknya gue kepikiran mau buat akustikan, langsung aja nih gue rekam gitar bolong pake mic headset itu, terekamlah tuh suara gitar dengan suara yang amat sangat bagus (ANTONIM nya loh :D). Nah disini nih awal mula ke-SOK-tahuan gue (daritadi awal mula mulu deh hahahah maklum keabisan kata-kata ckckckckck bacanya gimana tuh ckckckckckc :D) abis gue rekam gitar itu, gue bingung, gimana yah cara gabungin suara guenya ini cz aplikasi itu cuma single track, wajar gue kan gak tau gimana aplikasi recording & mixing yang sebenarnya #berpikirkeras J . Nah dapet ide tuh gue, walau idenya itu belibet banget hahahaha gue render dulu suara gitarnya itu, terus gue masupin ke hape gue, abis itu mulai deh gue mau record vocal, gue pasang headset ditelinga gue (loh emang yah ditelinga headset mah hahahha) dari hape gue, singkat kata guidenya gitu loh hahaha belibet banget kan?! Wahahahaha setelah selesai rekam suara, gue blok tuh semua waveformnya, terus gue copy deh, abis itu gue buka project rekaman gitar itu, gue play terus gue pas-pasin part mana mulainya vocal, abis itu gue paste deh, hampir berapa kali tuh gue paste-undo paste undo karna gak pas mulu hahahaha kebayang kan gimana belibetnya hahahahaha
Gue dulu belum tau Mixing itu gimana, yang gue tau Mixing itu cuma nyatu-nyatuin aja hahahaha dan dengan cara recording dan mixing seperti itu gue merasa nyaman Buat audio productiuon. Disaat itu gue juga belum mengenal istilah STEREO dan MONO, taunya gue kadang suara gitar tiba-tiba ada di sebelah kanan atau kiri, bego banget yah gue?! HAHAHAHA
Gue mulai memberanikan diri tuh buat record full band dengan cara seperti itu dan hanya menggunakan soundcard internal (nekat banget boo hahaha ). Tapi gue mulai mikir gimana yah record Drum, sementara gue gak punya Drum. Dan gue pun denger dari sobat gue kalo band dia record drumnya pake midi. Nah gue norak lagi nih, gue gak tau apatuh midi hahaha
Akhirnya gue searching lagi di Eyang Google mengenai drum midi. Udah dapet tuh yah webnya, dan disitu lagi-lagi ada banyak aplikasi buat drum midi. Gue asal download aja tuh yang penting aplikasi drum midi aja hahahaha
Gue dulu belum tau juga apa itu Vsti, makanya asal aja hahahaha
Pas udah dapet tuh aplikasi midi gue buka dan gue mulai buat beat drumnya. Udah selesai nih buat beatnya, gue render nih buat gue satuin sama instrument lainnya. Nyatuinnya gimana? Yah gitu, masupin ke hape terus gue denger sebagai guidenya dan setelah selesai gue satuin. Ini nih yang bikin gue hamper stress, kadang suara bassnya kebesaran, kadang gitarnya gak kedengeran, pokoknya macem-macem deh bikin gue pusing tujuh keliling hahahaha
Setelah di Paste-Undo Paste Undo dapet lah kadar yang pas buat masing-masing instrument, dan gue rasa gue berhasil recording (pede banget kan gue hahaha) :D
Setelah dirasa-rasa kok hasilnya jelek banget boo hahahaha tapi dari situ gue belum nyerah, gue mesti belajar lagi dan harus berilmu lagi ke Eyang Google. Tapi belum sempet berilmu ke Eyang Google, gue komen-komenan ke orang yang sekarang udah jadi artis dan dia seorang keyboardis dari band Modern Rock dan MDnya Ashilla Eks. Blink tentang  recording. Gue tanya ke dia karna gue tau dia sering cover lagu dan home recording “Lo home recording kan? Pake aplikasi apa? Gue kok recording hasilnya begitu itu” nah di jawablah sama doi. Dan gue pun akhirnya tau aplikasi sebenarnya buat Recording dan Mixing. Awal mula gue pake DAW gue pake Mixcraft 5, itu gue dikasih tau sama doi, dan emang mudah sih penggunaannya. Oyah tau gak siapa yang dimaksudkan doi itu? Kepo yah? Yaudah deh gue kasih tau aja dari pada nanti mati penasaran hahahaha doi adalah Rudye keyboardis dari Killing Me Inside. Hebatkan gue? Hahaha emang dulu gue sering komen-komenan sama doi, tapi kalo sekarang mungkin doi udah lupa gue #mirisbued :’D
Dari situ akhirnya gue tau semuanya, mulai dari Vsti itu apa? Vst itu apa? Dll pokoknya. Sampe-sampe pas gue udah tau semua itu gue bias bikin music tanpa alat music. Yah itu, gue mengandalkan vsti hehehehe
Eh panjang amat ini gue cerita, udahan yuklah J gue juga tau pasti lo capek bacanya hahahaha