Pada tulisan kali ini saya akan mencoba mengulas sedikit perihal
tehnik mastering digital musikmenggunakan metode Har Ball Internasional and
VST-mastering dengan sedikit modifikasi pada beberapa prosedurnya. Kesempurnaan
hasil metode ini sepenuhnya bergantung pada hasil proses mixing musik digital yang telah kita lakukan. Dalam contoh-contoh musik digital yang saya pergunakan masih kurang bagus dalam
hal mixingnya, tetapi hal ini tidak terlalu bermasalah karena saat ini yang
saya bahas adalah tehnik mastering.
Langkah awal, simpan musik digital anda kedalam wav-file dengan spesifikasi 16 bit/44100 HZ dengan
headroom sekitar -6 db, load atau buka file tersebut pada software audio
editing, dalam hal ini saya mempergunakan Wave-Lab, karena selain mudah
didapat, juga kompatibel dengan plugins-plugins tambahan yang umum dipakai.
Dan inilah contoh musik digital yang akan kita mastering MUSIK SEBELUM MASTERING,
satu hal yang perlu dicatat bahwa pembuatan musik digital ini dilakukan secara analog-recording (direkam dengan menggunakan
instrument asli) tetapi proses mixing sampai dengan masteringnya dilakukan
secara digital
processing.
Lakukan analisa awal terhadap peak RMS musik yang akan kita
mastering, dalam contoh musik saya tersebut RMS average peak levelnya berada
pada kisaran -27,15 db sampai -26,40 db, padahal untuk musik-musik yang beredar
di pasaran umum saat ini RMS average peak levelnya berada pada kisaran -12 db
sampai -10db. Kesimpulannya hasil mixing tersebut harus dinaikkan gainnya
sekitar 16 db agar dapat memenuhi standar lagu-lagu komersial serta bilamana
disejajarkan dengan musik-musik produk studio-studio besar tidak menjadi
tenggelam alias 'kependhem'. Dengan kata lain hasil mastering kita tidak kalah
jauh dibandingkan dengan hasil mastering dari studio-studio besar lainnya.
Langkah selanjutnya adalah pasang plugins standar pada bagian
effect wave-lab yaitu gunakan resampler 192 KHz, bx_solo, dan dibagian
dithering (bawah kanan) pasang UV 22 HR. Selanjutnya element (plugins) pertama
yang kita pasang adalah Waves REQ2Band untuk memotong low frequency dan high
frequency, semua frekwensi yang berada di bawah 30 HZ akan dipangkas habis.
Element berikutnya adalah kita pergunakan Waves LinMB, yang
berupa 5 band multiband compressor yang berguna untuk memberikan headroom yang
cukup banyak agar kita bisa mengangkat gainnya semaksimal mungkin. Adapun cara
penggunaan Waves LinMB ini adalah sebagai berikut, pertama-tama atur posisi
range (dengan menggeser tabulasi) pada posisi -6, klik tabulasi 'Knee' (kanan
bawah) dan atur pada posisi 'Hard', kemudian putar musik anda, ulang
sekali lagi, lihat serta perhatikan angka-angka yang muncul pada keempat kotak
hitam kecil dibagian bawah. Angka-angka tersebut merupakan angka penyesuaian
yang harus kita terapkan pada baris Threshold (baris pertama di atas gain).
Langkah berikutnya adalah samakan angka-angka yang muncul pada
baris Threshold (yang awalnya 0.0) dengan angka-angka yang muncul pada
kotak-kotak kecil dibawah Rel. Putar ulang musik anda, dan perhatikan kalau-kalau
angka yang muncul di bagian bawah masih berubah. Dan kalau terjadi perubahan,
sesuaikan pula angka-angka yang ada di baris Threshold (thrsh). Setelah
angka-angka tersebut sama dan tidak ada yang berubah lagi, maka lakukan langkah
berikut : klik tabulasi 'Make-Up' dan ubah menjadi 'auto'.
Tahap berikutnya adalah, seret (kebawah) tabulasi 'Master'
sampai 'range warna biru' yang muncul di layar naik keatas, dan sinyal audio
yang berwarna kuning berada tepat berada di tengah-tengah 'range warna biru'
tersebut. Perhatikan gerakan sinyal 'warna kuning', dia akan naik turun seirama
dengan musik yang sedang kita dengarkan (dalam proses mastering).
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar disamping ini, 'range
warna biru' telah naik ke atas dan sinyal audio (warna kuning) telah
berada di tengah-tengahnya.
Langkah berikutnya adalah dengan mengatur tabulasi Attk (attack),
caranya seret tabulasi Attk ke atas perlahan-lahan sampai frekwensi bawah dan
frekwensi atas (sinyal berwarna kuning) bergerak lebih stabil diantara
batas-batas range yang berwarna biru. Seret tabulasi attk tersebut sampai
pergerakan sinyal bawah dan atas benar-benar stabil.
Langkah selanjutnya adalah mengatur tabulasi Rel (master release),
caranya seret ke atas secara perlahan-lahan sampai kedua frekwensi tersebut
(bawah maupun atas) bergerak hampir membentuk suatu garis lurus horizontal
(horizontal in movement). Lakukan tahap ini secara hati-hati.

Langkah berikutnya adalah
pasang plug-ins BBE Sonic Maximizer pada effects wave-lab, atur Lo-Contour
(untuk frekwensi bawah) dan Process (untuk frekwensi atas). Perhatikan
baik-baik pengaruh dari masing-masing knob tersebut, anda pasti merasakan
perbedaannya. Jika knob lo-contour kita putar ke kanan, maka akan terasa
hentakan frekwensi-frekwensi bawah, sebaliknya jika knob process yang kita
putar, maka musik kita terdengar lebih open dalam artian frekwensi atasnya
semakin jelas terdengar. Aturlah knob-knob ini sesuai dengan keinginan anda,
catatan untuk knob 'output level' jangan dulu diubah-ubah, karena nantinya akan
diproses dengan mempergunakan plugins yang lain.
Tahapan berikutnya adalah pasang plugins PSP Vintagewarmer pada bagian
effect wave-lab, plugins ini berguna untuk membuat musik kita lebih 'warm'
alias 'tidak tenggelam'. Pengaturannya adalah seperti berikut ini, klik tombol
disebelah kanan 'default' dan pilih Multi Band CompLim Heavy, atur aturlah knob
'drive' dan 'knee', sehingga sesuai dengan yang kita inginkan, tetapi jangan
terlalu loud, karena akan menyebabkan peak atau clip (alias led merah pada
wave-lab akan menyala), hasilnya musik kita akan pecah suaranya.
Berikutnya, pasang PSP Vintagemeter dan TLS Pocket Limiter pada bagian
effect wavelab, alat ini berguna untuk memantau peak-level dari musik yang
sedang kita mastering. Cara setting kedua alat ini (PSP Vintage meter
maupun TLS Pocket Limiter) ini ada pada tulisan saya yang terdahulu.
Setelah kita atur knob 'gain' pada TLS Pocket Limiter ( sampai
jarum vintagemeter menyentuh angka 0), maka tahap berikutnya adalah melakukan
pemeriksaan RMS peak Average pada musik yang sedang kita mastering ini. Hal ini
kita lakukan untuk mengetahui peak-level musik kita, paling tidak berada pada
kisaran -12 db sampai -10 db.
Ternyata hasil analisa masih menunjukkan peak-level average pada
kisaran -13 db. Dengan demikian kita masih dapat meningkatkan peak-level sampai
menembus kisaran antara -12db s/d -10 db.
Dalam hal ini saya mempergunakan plugins tambahan yaitu Magneto
yang berfungsi meningkatkan gain sekaligus membatasinya agar tidak terjadi
clipping.
Adapun cara melakukan setting Magneto ini adalah dengan memutar
knob 'input' perlahan-lahan ke kanan, sampai level-meter di bagian bawah-kiri
menunjukkan kisaran angka - 9 db s/d -8 db. Hal ini terlihat seperti pada
gambar di samping ini. Perhatikan suara yang dihasilkan, terdengar lebih detil,
tebal dan warm.
Sebelum mempergunakan Magneto ini, bisa juga kita sisipkan
plugins equalizer untuk memperhalus suara.
Tahapan berikutnya adalah kita lakukan cek akhir terhadap
avarage peak dari hasil proses mastering kita ini. Dan bilamana RMS peak
avaragenya berada pada kisaran -12 db s/d -10 db, maka proses mastering kita
telah selesai. Dan contoh musik tersebut pada bagian 01 akan berubah menjadi
seperti MUSIK SETELAH
MASTERING ini, yang mana RMS
peak avaragenya berada pada kisaran -10,29 db s/d -10,45 db.
Cukup sudah, dan proses mastering kita mendekati akhir.
Langkah berikutnya adalah melakukan pengecekan audio-error
sekaligus membetulkannya. Tata caranya telah pernah saya bahas pada tulisan
terdahulu.
Posting terakhir dari rangkaian Tehnik Mastering (modifikasi Har
Ball) ini pada dasarnya hanya bersifat tambahan, tetapi tidak kalah pentingnya
untuk juga diperhatikan. Tahapan akhir dari proses mastering kita ini adalah
berupa checking hasil mastering yang telah kita kerjakan. Pada proses ini kita
gunakan Waves PAZ Analyzer untuk mendapatkan visualisasi hasil akhir dari
proses mastering kita. Dengan menggunakan alat ini kita dapat melihat pergerakan
frekwensi-frekwensi dari musik kita yang hampir mendekati linier. Walaupun di
beberapa tempat masih terlihat adanya 'lembah' yang curam. Dan bila kita ingin
hasil yang lebih ideal, maka kita harus memulainya dari awal lagi, yaitu mulai
lagi dengan memperbaiki proses mixingnya.

Fase akhir dari rangkaian Tehnik Mastering ini adalah dengan
mempergunan PAZ Meter untuk mengetahui apakah dalam proses mastering kita ini
masih terdapat 'clip' yang melewati batas 0 db. Dan bila tidak ada, maka proses
mastering kita dapat dikatakan berhasil. Bandingkan hasil sebelum dan sesudah
mastering, terlihat perbedaan yang sangat mencolok terhadap kualitas musik yang
dihasilkan.
Tips akhir, bila masih belum terdapat balancing antara output
keluaran left - right, maka anda dapat memperbaikinya dengan menggunakan S1
Imager, dan tidak perlu mengulang mulai proses mixing.
Akhir kata, selamat berkreasi, semoga berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar